perkumpulan sosial kreatif

perkumpulan sosial kreatif
the kop of surat bonek institute

Kamis, 07 Juni 2012

BONEK memang AJAIB

kemarin (7/6/2012) Bonek Institut mendapat wawancara dari jurnalis andalan dari MAJALAH TEMPO. bahwa katanya sebenarnya pasti ada suporter bonek yang bergerak untuk memperkuat suporter dan kota surabaya sebenarnya bisa menjadi contoh tentang memajukan suporter dan mengelola dunia sepak bola.
Saya banyak di wawancara tentang sejarah berdirinya BONEK INSTITUT (perkumpulan sosial kreatif yang didirikan untuk memajukan suporter bisa menjadi mandiri dan berdaya).

Ditengah wawancara di area Lapangan Taman Apsari depan gd.Grahadi. saya mendapat telpon dari mahasiswa UGM yang mengembangkan t&t UGM, yang sedang bermitra dengan rombongan tourist-tourist dari luar negeri, rutin tiap tiga bulan sekali.   bahwa sebentar lagi (bulan juni pertengahan) akan ada kunjungan guru-guru dan pembelajar dari Negeri Kangguru.

yang unik adalah mereka sedang belajar, seni, sosial dan budaya Indonesia. khususnya budaya tentang sepak bola. hebatnya pilihan mereka, "bicara sepakbola ya bicara tentang BONEK" dan "bicara bonek maka bicara kota surabaya dan Stadion sepakbola penuh sejarah Gelora 10 Nopember", demikian koordinator acara sewaktu menelpon koordinator Bonek Institut.

dia berharap bisa menonton SEPAKBOLA di Kota surabaya justru ketika pas di surabaya dan berbaur dengan heroisme seluruh suporter BONEK di stadion. sangat besar keinginan mereka mendapatkan atmosfer fanatisme suporter bola seperti yang sering mereka baca kabarnya di internet dan ikuti di pemberitaan media Australia. tentunya ini bukan sekedar keinginan dari menonton berita. sebab mereka benar-benar singgah dan sampai di kota Surabay untuk berjumpa juga dengan suporter Bonek.

pun selain ingin bertemu dengan bonek, para rombongan turis-turis ini juga ingin berjumpa dengan pemain serta pengelola KLUB PERSEBAYA. hmmmm.... mereka jelas tidak tahu kalau di Surabaya ada dua PERSEBAYA sekarang. meskipun yang satunya selalu sepi penonton, bahkan tiket di gratiskan pun nga da yang berangkat menonton dan mendukungnya dengan energi suporter.

kita seringkali tidak tahu ketika kita punya prestasi dan keunikan yang bisa menjadi potensi pariwisata. dan kekuatatan itu senantiasa hadir ketika justru kita menganggapnya hal yang biasa-biasa saja.

bonek memang ajaib. tidak ada yang merekrut, selalu terlahir generasi bonek turun temurun. tidak ada yang megelola dan mendidik secara luas, tetap saja solid dan setia pada klub kesayangan. tidak mendapat jatah "sembako" tetap saja loyal pada PERSEBAYA 1927. Tidak ada yang menyuruh, ketika satu kawan mengalami ketidakadilan maka tanpa komando dan waktu yang lama akan terlahir solidaritas perkawanan yang luar biasa untuk saling membantu. inilah kekuatan! ya kekuatan sebagaimana pecahnya perang 10 nopember 1945 di kota surabaya waktu itu juga mirip seperti perang BONEK.



Tidak ada komentar: