perkumpulan sosial kreatif

perkumpulan sosial kreatif
the kop of surat bonek institute

Minggu, 15 Mei 2011

Benek KEREN untuk Indonesia

Insiatif perubahan  sosial yang menjadi fokus perhatian kami adalah
menginovasi supporter sepak bola yang telah menjadi komunitas
suporter BONEK di Kota Surabaya dan sekitarnya,
yang akan di mulai dari wilayah satu kampung.
Dengan melahirkan KOMUNITAS KAMPOENG BONEK KEREN.



Mengapa ini penting?
Hingga saat ini adanya konflik antar suporter, kekerasan yang berdampak pada rusaknya beberapa fasilitas umum dan gangguan keselamatan orang lai, perasaan tidak nyaman melakukan perjalanan saat bersamaan dengan jadwal pertandingan Sepak Bola. Salah satu penyebab utamanya adalah melibatkan puluhan ribu suporter sepak bola PERSEBAYA yang terkenal fanatik dengan sebutan BONEK.

BONEK (bondo nekat – modal nekat) yang mengaku pendukung Fanatik Club PERSEBAYA telah menjadi entitas yang unik. Meski selama ini keberadaanya menurut opini masyarakat diluar pecinta sepak bola mereka identik dengan lahirnya kekerasan, tidak terkontrol, bertindak “liar” dan menimbulkan masalah sosial. Baik sejak berangkat menuju stadion sepak bola, saat di stadion, maupun saat perjalanan pulang. Rombongan BONEK telah mendapatkan stigma dari masyarakat sebagai suatu “momok” yang harus di waspadai dan mudah menjadi pemicu situasi yang membawa kekacauan.

Di sisi yang lain, fanatisme suporter semacam BONEK ternyata tidak hanya terjadi di Kota Surabaya. Bahwa di kota-kota lain di Indonesia, sepak bola seolah menjadi tontontan yang saling melengkapi ketika supporternya menghadirkan tindakan-tindakan brutal yang bisa saja di picu oleh tindakan wasit yang tidak adil, ejekan klub lain, saling lempar kata-kata tidak enak di dengar antar komunitas suporter.

Sepak Bola memang salah satu olahrga yang telah menjadi hiburan yang paling murah dan mudah menarik perhatian masyarakat. Sebagaimana gegap gempita TIMNAS PSSI ketika pada tahun ini kemarin bertanding dalam level piala Tiger Asia. Manajemen Klub Bola, seringkali menganggap suporter sebagai satu kesatuan penting dalam “industri” sepak bola. Tetapi disisi lain tidak pernah ada strategi khusus untuk memprioritaskan bagaimana mengelola sumber daya supporter menjadi kekuatan sosial yang saling mendukung (memberdayakan secara sosial ekonomi budaya). Bahwa sepak bola, suporter itu adalah aset sosial dan sumber inspirasi untuk melakukan perubahan sosial. 

Membiarkan secara alamiah bagaimana antar suporter tersebut mengelola dirinya dengan segala caranya berkembang dan bertahan hidup. Kemudian hanya fokus pada pembiayaan biaya operasional klub. Ternyata tidak menjadi jaminan bahwa klub bisa berdaya tahan dan berprestasi.  Padahal salah satu pemasukan besarnya sebuah klub adalah daya ketermenarikan yang saling kait mengait antara pemain bola, manajemen klub, komunitas suporter, sponsor pertandingan, ijin pertandingan, kelancaran lalu lintas jalan raya dan keselamatan pengguna jalan lain saat ada pertandingan, dll.

Menggantungkan pemenuhan kebutuhan klub dari dana APBD, Sponsor perusahaan, seperti mengelola klub berbais belas kasihan. Sementara dengan mengabaikan keberadaan suporter dengan perkembangan perilaku yang mengarah pada “sentimen sosial” dan sikap “ultra nasionalis” pada kedaerahan asal kota dan klubnya telah begitu menghawatirkan. Inidikatornya adalah bisa disaksikan pada tulisan-tulisan di kaos komunitas suporter yang saling ejek dengan kata-kata kasar. Kata yang saling merendahkan dan kental pada rasa penghinaan, juga melalui lagu-lagu yang dinyanyikan di dalam stadion ketika ada pertandingan. Juga kalau mau berselancar pada “key word” di dunia digital (internet), telah menjadi sarana baru para komunitas, pribadi suporter fanatik berperang secara kata-kata, desain gambar yang benar-benar rasisme.

Hal ini tentunya sangat jauh dari misi utama dunia sepak bola yang menjunjung Sportifitas dan Fairplay dalam meraih prestasi. Ketika ini dibiarkan bukan tidak mungkin disiniah benih-benih konflik sosial selalu tersedia ruangnya dan mengancam rasa persatuan sebagai bangsa.

Menginovasi secara sosial suporter BONEK. Akan membawa harapan pada pola pengembangan kapasitas suporter, melahirkan program pemberdayaan dan aksi-aksi simpatik bagaimana suporter bisa mandiri dan berperilaku yang inspiratif di tengah situasi sosial ekonomi budaya. Akan menjadi sisi lain yang membedakan dari sebuah identitas komunitas suporter. Jika itu tidak pernah dimulai dan diciptakan, maka sampai kapanpun berlangsungnya nafas “permusuhan” dan saling terwariskan secara turun temurun kepada generasi yang akan datang, terus terjadi.

Bagaimana memulainya? 
semua yang besar punya unsur dan bisa dimulai dari yang paling kecil. berpikir lokal, bertindak lokal dan tetap mengimpikan hal yang lebih besar adalah spirit kami. Memulai dengan mengorganisir kembali keberadaan BONEK di dalam skala kampung. Akan menjadi program utama dalam skema GERAKAN REPUBLIK BONEK KEREN. Langkah awaln ya bisa dengan melakukan safari kepada tokoh-tokoh bonek yang sudah menjadi BONEK sejak puluhan tahun yang lalu. Kemudian mengumpulkan semua pribadi yang bangga menjadi BONEK di level kampung untuk menciptakan VISI BONEK KEREN.

Bahwa memaknai BONEK Gadungan dan BONEK KEREN memang hal penting. Di dalam VISI bersama yang KEREN itulah ternyat akan menjadi kesepakatan melahirkan misi menjadi suporter sepak bola yang INSPIRATIF.

majulah sepakbola Indonesia, 
inspiratiflah semua supporter bola Indonesia,
berkembanglah inovasi sosial berbasis komunitas,
Indonesia KEREN bisa kita ciptakan!!!

Tidak ada komentar: