perkumpulan sosial kreatif

perkumpulan sosial kreatif
the kop of surat bonek institute

Kamis, 02 Agustus 2012

BUKTI BONEK KEREN di Tahun 1997


Peristiwa Keren pada 16 Nopember 1997 di Tambaksari, Suporter Arema Aman Berjingkrak.


Fenomena menarik di Gelora 10 Nopember saat pertandingan Persebaya v Arema, kemarin sore. Tak seperti biasanya, segerombolan suporter yang lengkap dengan atribut Arema berani memasuki stadion.

Bahkan, mereka berjingkrak-jingkrak, meneriakkan yel-yel, dan memukul genderang untuk memberi semangat kepada Juan Rubio dan kawan-kawan. Yang menarik lagi, puluhan suporter berkaos biru-biru warna kesayangan tim Arema-- itu aman-aman saja di stadion. Mereka bergerombol di pojok sebelah kiri tribun VIP dan terpisah dari sekitar 20 ribu suporter Green Force yang memadati stadion itu, dengan pengawalan ketat belasan petugas. Tontonan seperti ini tak pernah terjadi selama Ligina (ligina adalah sebutan untuk nama kompetisi saat itu, Liga Indonesia).



Kalau toh ada suporter yang setia membuntuti timnya, biasanya dengan cara diam-diam menyusup ke penonton. Tanpa atribut, apalagi meneriakkan yel. Tapi, kemarin tidak. Mereka seperti mendukung di Stadion Gajayana saja. Syukurlah.

Apakah ini pertanda suporter kita sudah bisa bersatu? Entahlah. Yang jelas, kemarin, kita bisa melihat suporter Persebaya yang arif. Di lapangan, praktis tak ada aksi lempar. Paling banter, puluhan ribu suporter itu hanya meluapkan kekesalan dengan mengatai wasit.

Dan, puncak kearifan mereka terlihat dari sikap mereka terhadap segerombolan suporter Arema. Suporter Persebaya hanya mengolok-olok, tanpa melakukan aksi-aksi kekerasan seperti dulu. Tak ada lempar-lemparan, tak ada adu jotos atau aksi pukul. Ini perkembangan menarik. Suporter Arema luar biasa berani, dan ternyata suporter Persebaya cukup arif kata mantan bendahara Mitra, Ali Mahakam, yang menyaksikan pertandingan dari tribun VIP.

Yang patut diacungi jempol, tentu saja, juga Panitia penyelenggara pertandingan. Panitia bisa memasukkan segerombolan suporter beratribut Arema itu dengan aman. Panitia juga berhasil menyediakan tempat khusus buat mereka di pojok kiri atas VIP. Pintarnya, agar tak sempat bentrok kalau ada apa-apa, para suporter itu sudah dikeluarkan dari stadion 20 menit menjelang bubaran.

Bagaimana sebenarnya koordinasi para suporter Arema itu? Ternyata, puluhan suporter itu memang dikoordinasi langsung oleh Dandim Kota (Malang) Letkol Inf Sutrisno yang juga ketua PS Arema dan Ivan Tobing. Mereka berangkat dari stasiun kereta api Kota Baru pukul 10.00 WIB dengan kawalan petugas.

Harapan kita, hal seperti ini tak hanya terjadi kemarin. Tapi, juga di pertandingan-pertandingan lainnya, saat Mitra menjamu Persema, Rabu nanti, atau saat Green Force dan Mitra tandang ke Malang.

(berita ini kutipan dari salah satu pemberitaan Koran terkenal di Indonesia)

#salam SATOE NYALI, SELALU WANI MENCIPTA PEROBAHAN!

 

Jumat, 22 Juni 2012

SALUT 100% buat BONEK onlines!




Tugas Supporter selama 90+ menit adalah berdiri,
bernyanyi memberikan semangat,
 dan siap menerima yang namanya "kalah" dengan hati yang lapang.

Rusuh dan tawuran itu kerjaan remaja ababil, 
Kita (BONEK) sebagai pecinta Persebaya,
 tak ada urusan dengan segala bentuk kriminal, 
tugas kita adalah mendukung dan menjaga nama baik Persebaya dan Bonek.

"jangan mencari musuh - musuh datang jangan lari.
Mencari saudara tidak gampang - dapat saudara hentikan perang"

Salam 1 Nyali Tanpa Anarki <<<WANI>>>

-ebpm, dari inspirasi di bonek onlines-




[catatan diatas kami dapatkan di dinding dulurd BONEK onlines - 
yang base Campenya di Jl.Bung Tomo 30 Surabaya,,,, ]
maturrrrrr suwuuuunnnn luuuurd inspriasinyaaaaa   SALUUUT!!!!

## kalau photo -slide- adalah gagasan dari BONEK institut yang sedang berproses mencipta perubahan!
dan selalu yakin bahwa bonek itu sumber inspirasi, sebagaimana sepakbola di surabaya yang dikembangkan sejak 1927 itu adalah masa-masa bangsa Indonesia belum berikrar "sumpah pemuda 1928" lebih dulu 1927!

PERSEBAYA 1927 "masuk" FINAL

Gelora Bung Tomo - Surabaya - Pertandingan leg pertama semifinal Piala Indonesia 2012 antara Persebaya dengan Semen Padang, Rabu (20/6/2012) berlangsung panas dan diwarnai aksi mogok selama 25 menit. Bajul Ijo akhirnya memenangkan laga ini dengan skor 2-0. Kemenangan ini membuat satu kaki Bajul Ijo berada di final.
skuad "S1NYAL WANI - PERSEBAYA 1927" saat menang 2:0
melawan semen padang (20/6/2012) di Gelora Bung Tomo - Surabaya


Babak kedua baru berjalan 45 detik, Feri Ariawan mendapat kesempatan emas. Menerima umpan matang Mat Halil, Feri tinggal berhadapan dengan kiper Jandia Eka Putra. Sayang sontekannya dapat diblok Jandia. jandia lagi-lagi membuat penyelamatan gemilang saat membendung tandukan Fernando Soler, buah umpan Mat Halil menit ke-48.

Feri kembali mendapat kesempatan bagus di menit ke-50. Mendapat servis Soler, tendangan Feri justru melambung. Selama 10 menit babak kedua berjalan, Persebaya bermain sangat agresif. Mereka mencetak banyak peluang, namun penyelesaian masih lemah. Selain itu pemain juga terlalu lama membawa bola sehingga anak-anak Semen Padang dapat menutup ruang ruang tembak.

Pada menit ke-56, memanfaatkan tendangan sudut Mario Karlovic, heading Soler menghujam gawang Semen Padang. Tapi bola masih dapat diamankan kiper Jandia. 
Menit ke-58, Semen Padang mendapat tendangan bebas. Namun eksekusi Yusuf Hamzah melambung tinggi di atas mistar gawang.

Pada menit ke-61, Persebaya harus bermain 10 orang setelah Jusmadi menerima kartu kuning kedua setelah melanggar Viscarra. Kehilangan satu pemain jangkar membuat kekuatan Persebaya timpang. Untuk menstabilkan lini tengah, Aulia Ardli dimasukkan menggantikan Feri Ariawan menit ke-68.

Sedangkan untuk menambah daya dobrak, Kabau Sirah memasukkan Mustopa Aji menggantikan Elie Aiboy. Berawal dari tendangan bebas Karlovic menit ke-73, Persebaya kembali mengancam gawang Semen Padang. Tapi untuk kedua kalinya, heading Soler dapat diamankan kiper Jandia.

Pada menit ke-75, wasit Abdul Malik menunjuk titik putih setelah Saefulloh dan Abdurrahman menjatuhkan Soler di kotak terlarang. Keputusan ini membuat wasit dikerubuti pemain Semen Padang. Setelah berdiskusi dengan hakim garis, wasit asal Samarinda ini membuat keputusan kontroversial, yakni mengurungkan penalti untuk Persebaya.

Sontak keputusan ini memantik emosi dari pemain, offisial dan suporter. Pertandingan sempat terhenti karena pemain Persebaya mogok tanding. Seluruh pemain dan offisial sudah menepi. Sedangkan di tepi lapangan, CEO Gede Widiade nampak emosional dan melakukan protes keras kepada wasit dan pengawas pertandingan.

Sementara Bonek sendiri tidak melakukan reaksi berlebihan. Mereka justru meneriakkan yel-yel yang meminta Persebaya untuk kembali bermain. Sedangkan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Tri Maryanto juga harus turun tangan untuk menenangkan keadaan.

Setelah 16 menit terhenti, pemain Persebaya mulai memasuki lapangan. Nampak Persebaya memberi sinyal akan kembali bertanding. Sebab pelatih Divaldo Alves terlihat memberikan instruksi pada pemain. Karena terlalu lama menunggu, striker Semen Padang, Edward Wilson nampak emosional.

Ia berteriak meminta laga segera digelar. Padahal saat itu wasit yang tengah berdiskusi dengan pemain-pemain Persebaya. Setelah terhenti selama 25 menit, pertandingan kembali berlanjut. Dan Persebaya tidak mendapat penalti. Baru meninjakkan kaki, Otavio Dutra sudah besitegang dengan Wilson. Beruntung keduanya dapat dilerai oleh pemain lain.

Dutra pun memberikan instruksi untuk diganti karena konsentrasinya sudah terpecah. Posisinya pun diisi Jefri Prasetyo. Masuk sisa 15 menit, Semen Padang berusaha untuk mengejar ketertinggalan. Banyak dipeluang diperoleh Ferdinand Sinaga dan Wilson, tapi kiper Endra bermain cukup baik dan mampu mengamankan gawangnya.

Pemain kedua tim nampak emosi. Berulang kali benturan-benturan kecil berujung pada aksi dorong. Pertandingan kembali terhenti di menit ke-89 setelah Jefri menyikut Viscarra. Namun wasit hanya memberikan kartu kuning. Persebaya akhirnya memastikan kemenangan 2-0 lewat gol kedua Mat Halil di menit ke-90+2. Tandukan Halil memanfaatkan bola umpan kepala Soler tak dapat dibendung Jandia. 
sumber - Surabaya (beritajatim.com).

Senin, 18 Juni 2012

85Tahun PERSEBAYA



APAPUN YANG DIKATAKAN ORANG, APAPUN YANG TERJADI,
APAPUN YANG SEDANG JADI PROSESMU,
KAMI TETAP YAKIN PERUBAHAN ITU PROSES MENCIPTA!

YANG KAMI TAHU, SEJAK 1927 ITU KLUB BOLA DI SURABAYA ADALAH PELOPOR,
KALIANLAH YANG PERTAMA BERDIRI TERANG-TERANGAN,
DENGAN MENDIRIKAN KLUB BOLA MELAWAN PENJAJAH,
SEKARANG DI USIAMU YANG ke 85 MARI DILANJUTKAN SEMANGAT ITU!
SEPAK BOLA DEMI HARGA DIRI BANGSA YANG MERDEKA DAN BERDDAULAT!

Salam S1NYAL WANI!


Surabaya Pelopor Sepakbola Indonesia

Prestasi

Perserikatan

  • 1938 – Runner-up, kalah dari VIJ Jakarta
  • 1942 – Runner-up, kalah dari Persis Solo
  • 1950 – Juara, menang atas Persib Bandung
  • 1951 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1952 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1965 – Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
  • 1967 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
  • 1971 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
  • 1973 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1977 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1978 – Juara, menang atas PSMS Medan
  • 1981 – Runner-up, kalah dari Persiraja Banda Aceh
  • 1987 – Runner-up, kalah dari PSIS Semarang
  • 1988 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1990 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung

Liga Indonesia

  • 1994/1995 – Posisi ke-9, Wilayah Timur
  • 1995/1996 – Posisi ke-7, Wilayah Timur
  • 1996/1997Juara
  • 1997/1998dihentikan
  • 1998/1999Runner-up
  • 1999/2000 – Posisi ke-6, Wilayah Timur
  • 2001 – ?
  • 2002 – Degradasi ke Divisi Satu
  • 2003 - Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
  • 2004Juara
  • 2005 – Mundur dalam babak 8 besar (awalnya diskorsing dua tahun, namun dikurangi menjadi 16 bulan, dan kemudian dikurangi lagi menjadi degradasi ke Divisi Satu)
  • 2006 – Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
  • 2007 – Posisi ke-14, Wilayah Timur (Tidak lolos ke Super Liga)
  • 2008 – Peringkat ke-4. Mengalahkan PSMS Medan dalam Babak Playoff lewat drama adu penalti. Kemudian, secara otomatis Persebaya lolos ke ISL.

Liga Super Indonesia

  • 2009 – degradasi ke Divisi Utama

Liga Champions Asia

  • 1998 – Babak pertama (masih bernama Piala Champions Asia)
  • 2005 – Babak pertama

Piala Permai

Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.

Jadi SIVB sebenarnya semacam sepakbola kaum pribumi surabaya Indonesia saat itu, semacam tandingan dari SVB yang dihuni oleh para Sinyo hindia olanda (sebutan untuk para penjajah dan negeri jajahan kerajaan belanda buat Indonesia sebelum di proklamasikan). jadi sepak bola di Indonesia itu juga adalah praktek nyata melahirkan benih-benih nasionalisme, dan menumbuhkan pembebasan dari keterjajahan. ayo rek saiki wayahe (sekarang waktunya) kita pun kembali menghadirkan spirit pembebasan nasional melawan penjajahan asing!

Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.

Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.

Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.

Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya. sampai sekarang persebaya belum mendapatkan kembali piala prestasinya.



Prestasi

Di era Perserikatan ;

  • 1938 – Runner-up, kalah dari VIJ Jakarta
  • 1942 – Runner-up, kalah dari Persis Solo
  • 1950 – Juara, menang atas Persib Bandung
  • 1951 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1952 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1965 – Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
  • 1967 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
  • 1971 – Runner-up, kalah dari PSMS Medan
  • 1973 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1977 – Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1978 – Juara, menang atas PSMS Medan
  • 1981 – Runner-up, kalah dari Persiraja Banda Aceh
  • 1987 – Runner-up, kalah dari PSIS Semarang
  • 1988 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1990 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung

Era Liga Indonesia :
  • 1994/1995 – Posisi ke-9, Wilayah Timur
  • 1995/1996 – Posisi ke-7, Wilayah Timur
  • 1996/1997Juara
  • 1997/1998dihentikan
  • 1998/1999Runner-up
  • 1999/2000 – Posisi ke-6, Wilayah Timur
  • 2001 – ?
  • 2002 – Degradasi ke Divisi Satu
  • 2003 - Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
  • 2004Juara
  • 2005 – Mundur dalam babak 8 besar (awalnya diskorsing dua tahun, namun dikurangi menjadi 16 bulan, dan kemudian dikurangi lagi menjadi degradasi ke Divisi Satu)
  • 2006 – Juara Divisi Satu, Promosi ke Divisi Utama
  • 2007 – Posisi ke-14, Wilayah Timur (Tidak lolos ke Super Liga)
  • 2008 – Peringkat ke-4. Mengalahkan PSMS Medan dalam Babak Playoff lewat drama adu penalti. Kemudian, secara otomatis Persebaya lolos ke ISL.

Era Liga Super Indonesia ;
  • 2009 – degradasi ke Divisi Utama

Masuk  Liga Champions ASIA ;

  • 1998 – Babak pertama (masih bernama Piala Champions Asia)
  • 2005 – Babak pertama

 

Piala Permai;



Kamis, 07 Juni 2012

Suporter Vs Penonton

 Secara pemaknaan ada yang berbeda memang terkait sebutan penonton sepak bola Vs Suporter. Anda boleh tidak setuju tetapi ketika penonton dia penikmat pertandingan saja ketika terjadi peristiwa pertandingan. baik datang langsung ke stadion maupun dengan menonton siaran langsung di televisi maupun siaran tunda. bahkan sekedar membaca status hasil pertandingan di status FB teman maupun informasi di internet.

away suporter! BONEK perlopornya di Indonesia! S1NYAL WANI!
Istilah bonek menjadi sebutan untuk suporter bola di surabaya pertama kali konon dimunculkan oleh Harian oleh sebuah media cetak pada tahun 1989. istilah itu untuk menggambarkan fenomena suporter PERSEBAYA SURABAYA yang berbondong-bondong ke Jakarta dalam jumlah besar. Secara sejarah sosial sepak bola di Indonesia, Bonek adalah suporter pertama di Indonesia yang mentradisikan away supporters (pendukung sepak bola yang mengiringi tim pujannya bertandang ke kota lain) seperti di Eropa. Dalam perkembangannya, ternyata away supporters juga diiringi dengan kerentanan terjadinya aksi perkelahian dengan suporter tim lawan dan memicu berbagai kerentanan sosial lainnya.

Saat beberapa kali terjadi pertandingan yang membuat bonek berangkat mendukung tim kesayangannya. memang terjadi hal-hal yang menurut orang lain berpotensi menimbulkan kerawanan. tetapi tidak semua suporter bonek selalu memilih berbuat begitu. pengalaman BONEK INSTITUT mewawancarai para bonekmania dan bonek sejati, mengatakan kalau yang masih berbuat merebut perhatian dengan cara kurang tepat itu hanyalah sebagian kecil dari seluruh total jumlah suporter Bonek yang ada. dan sejarah sudah membuktikan itu sejak periode awal-awal BONEK mendukung timnya di luar kota, sebut saja kalau kita  mengacu tahun 1989, saat 25 ribu Bonek berangkat dari Surabaya ke Jakarta untuk menonton final Divisi Perserikatan sepak bola Indonesia tidak ada kerusuhan apapun di Jakarta.

Sedangkan suporter adalah mereka yang secara setia senantiasa hadir, sadar sepenuh hati memberikan dukungan dimanapun tim kesayangannya bertanding. dan bonek yang hadir selalu di tiap pertandingan Persebaya itulah sejatinya suporter militan ala Bonek. Meskipun kasus orang kecopetan saat nonoton bola kerap masih terjadi dan ada juga yang berjualan di dalam stadion sepakbola Indonesia adalah hal yang lumrah, artinya meskipun sama sama berada dalam stadion belum tentu seseorang itu suporter bola. hehee...

Aksi-aksi brutal dan cenderung melawan hukum merupakan masa lalu bonek. Sekarang bonek bukanlah supporter yang tidak tahu bagaimana menjadi suporter yang inspiratif, bonek tidak akan mengamuk jika di provokasi, beberapa supporter musuh bonek yang selalu memprovokasikan bonek agar bertindak diluar kewajaran, supaya didenda serta dicap buruk, hingga sekarang bonek tetap tabah dan sabar.

Terkait  beberapa lagu  yang memang bernuansa rasis dan kadang masih dinyanyikan bonek merupakan gambaran kemarahan (tanggapan balik) para bonek karena sebelumnya dinyanyikan lagu oleh supporter musuh bonek yang mengejek serta memancing bonek agar anarki. meskipun disisi lain sekarang kita akrab mendengar lagu "IWAK PEYEK" yang di populerkan oleh AREK BAND yang menjadi bonek sejak dahulu, hingga di nyanyikan dalam beberapa versi oleh artis-artis lain buktinya mengindonesia dan menyebar hingga ke luar negeri efek lagu iwak peyek ini.

Selain itu Suporter Bonek merupakan simbol pejuang pada peristiwa 10 Nopember 1945 saat sekutu menyerang rakyat Surabaya, dengan keberanian serta bondo nekat rakyat menjawab tantangan Inggiris dan menyerang sekutu dengan senjata seadanya, sejak saat itulah sifat rakyat Surabaya turun menurun menjadi tradisi dan simbol keberanian arek suroboyo yaitu BONEK. yakni Bondo dan Nekat, bondo keberanian dan keyakinan untuk menjadi nekat dalam menciptakan perubahan yang di cita-citakan!


BONEK memang AJAIB

kemarin (7/6/2012) Bonek Institut mendapat wawancara dari jurnalis andalan dari MAJALAH TEMPO. bahwa katanya sebenarnya pasti ada suporter bonek yang bergerak untuk memperkuat suporter dan kota surabaya sebenarnya bisa menjadi contoh tentang memajukan suporter dan mengelola dunia sepak bola.
Saya banyak di wawancara tentang sejarah berdirinya BONEK INSTITUT (perkumpulan sosial kreatif yang didirikan untuk memajukan suporter bisa menjadi mandiri dan berdaya).

Ditengah wawancara di area Lapangan Taman Apsari depan gd.Grahadi. saya mendapat telpon dari mahasiswa UGM yang mengembangkan t&t UGM, yang sedang bermitra dengan rombongan tourist-tourist dari luar negeri, rutin tiap tiga bulan sekali.   bahwa sebentar lagi (bulan juni pertengahan) akan ada kunjungan guru-guru dan pembelajar dari Negeri Kangguru.

yang unik adalah mereka sedang belajar, seni, sosial dan budaya Indonesia. khususnya budaya tentang sepak bola. hebatnya pilihan mereka, "bicara sepakbola ya bicara tentang BONEK" dan "bicara bonek maka bicara kota surabaya dan Stadion sepakbola penuh sejarah Gelora 10 Nopember", demikian koordinator acara sewaktu menelpon koordinator Bonek Institut.

dia berharap bisa menonton SEPAKBOLA di Kota surabaya justru ketika pas di surabaya dan berbaur dengan heroisme seluruh suporter BONEK di stadion. sangat besar keinginan mereka mendapatkan atmosfer fanatisme suporter bola seperti yang sering mereka baca kabarnya di internet dan ikuti di pemberitaan media Australia. tentunya ini bukan sekedar keinginan dari menonton berita. sebab mereka benar-benar singgah dan sampai di kota Surabay untuk berjumpa juga dengan suporter Bonek.

pun selain ingin bertemu dengan bonek, para rombongan turis-turis ini juga ingin berjumpa dengan pemain serta pengelola KLUB PERSEBAYA. hmmmm.... mereka jelas tidak tahu kalau di Surabaya ada dua PERSEBAYA sekarang. meskipun yang satunya selalu sepi penonton, bahkan tiket di gratiskan pun nga da yang berangkat menonton dan mendukungnya dengan energi suporter.

kita seringkali tidak tahu ketika kita punya prestasi dan keunikan yang bisa menjadi potensi pariwisata. dan kekuatatan itu senantiasa hadir ketika justru kita menganggapnya hal yang biasa-biasa saja.

bonek memang ajaib. tidak ada yang merekrut, selalu terlahir generasi bonek turun temurun. tidak ada yang megelola dan mendidik secara luas, tetap saja solid dan setia pada klub kesayangan. tidak mendapat jatah "sembako" tetap saja loyal pada PERSEBAYA 1927. Tidak ada yang menyuruh, ketika satu kawan mengalami ketidakadilan maka tanpa komando dan waktu yang lama akan terlahir solidaritas perkawanan yang luar biasa untuk saling membantu. inilah kekuatan! ya kekuatan sebagaimana pecahnya perang 10 nopember 1945 di kota surabaya waktu itu juga mirip seperti perang BONEK.