Peristiwa Keren pada 16 Nopember 1997 di Tambaksari, Suporter Arema Aman Berjingkrak.
Fenomena
menarik di Gelora 10 Nopember saat pertandingan Persebaya v Arema,
kemarin sore. Tak seperti biasanya, segerombolan suporter yang lengkap dengan atribut
Arema berani memasuki stadion.
Bahkan,
mereka berjingkrak-jingkrak, meneriakkan yel-yel, dan memukul genderang untuk
memberi semangat kepada Juan Rubio dan kawan-kawan. Yang menarik lagi, puluhan
suporter berkaos biru-biru warna kesayangan tim Arema-- itu aman-aman
saja di stadion. Mereka bergerombol di pojok sebelah kiri tribun VIP dan
terpisah dari sekitar 20 ribu suporter Green Force yang
memadati stadion itu, dengan pengawalan ketat belasan petugas. Tontonan seperti
ini tak pernah terjadi selama Ligina (ligina adalah sebutan untuk nama kompetisi saat itu, Liga Indonesia).
Kalau
toh ada suporter yang setia membuntuti timnya, biasanya dengan cara diam-diam
menyusup ke penonton. Tanpa atribut, apalagi meneriakkan yel. Tapi, kemarin
tidak. Mereka seperti mendukung di Stadion Gajayana saja. Syukurlah.
Apakah
ini pertanda suporter kita sudah bisa bersatu? Entahlah. Yang jelas, kemarin,
kita bisa melihat suporter Persebaya yang arif. Di lapangan, praktis tak ada
aksi lempar. Paling banter, puluhan ribu suporter itu hanya meluapkan kekesalan
dengan mengatai wasit.
Dan,
puncak kearifan mereka terlihat dari sikap mereka terhadap segerombolan
suporter Arema. Suporter Persebaya hanya mengolok-olok, tanpa melakukan
aksi-aksi kekerasan seperti dulu. Tak ada lempar-lemparan, tak ada adu jotos
atau aksi pukul. Ini perkembangan menarik. Suporter Arema luar biasa berani,
dan ternyata suporter Persebaya cukup arif kata mantan bendahara Mitra, Ali
Mahakam, yang menyaksikan pertandingan dari tribun VIP.
Yang
patut diacungi jempol, tentu saja, juga Panitia penyelenggara pertandingan.
Panitia bisa memasukkan segerombolan suporter beratribut Arema itu dengan aman.
Panitia juga berhasil menyediakan tempat khusus buat mereka di pojok kiri atas
VIP. Pintarnya, agar tak sempat bentrok kalau ada apa-apa, para suporter itu
sudah dikeluarkan dari stadion 20 menit menjelang bubaran.
Bagaimana
sebenarnya koordinasi para suporter Arema itu? Ternyata, puluhan suporter itu
memang dikoordinasi langsung oleh Dandim Kota (Malang) Letkol Inf Sutrisno yang
juga ketua PS Arema dan Ivan Tobing. Mereka berangkat dari stasiun kereta api
Kota Baru pukul 10.00 WIB dengan kawalan petugas.
Harapan
kita, hal seperti ini tak hanya terjadi kemarin. Tapi, juga di
pertandingan-pertandingan lainnya, saat Mitra menjamu Persema, Rabu nanti, atau
saat Green Force dan Mitra tandang ke Malang.
(berita
ini kutipan dari salah satu pemberitaan Koran terkenal di Indonesia)
#salam SATOE NYALI, SELALU WANI MENCIPTA PEROBAHAN!